Wednesday, August 25, 2010

berzikir bersama ku.... :-)


Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Firman Allah s.w.t maksudnya, "Dan orang-orang lelaki yang banyak menyebut (mengingati) Allah dan orang-orang perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka keampunan dan ganjaran pahala yang besar." (al Ahzab35)
Dari Rasulullah saw, "Sesiapa yang mengucapkan ' Subhanallah Hil'azimi Wabihamdih' maka akan ditanamkan untuknya sepohon pokok tamar di dalam syurga" (H.R.Muslim)






antara hikmah berzikir ialah :





-mendapat keredhaan Allah dan memperolehi ketenangan pada hati serta dapat merasakan kelazatan iman di dalam jiwa

-menimbulkan kejernihan, kemanisan pada hati dan wajah
-mendapat kasih sayang, kecintaan serta keampunan dari Allah serta dimurahkan rezekinya
-mendapat penghormatan dan doa dari sekalian para malaikat
-mendapat nur (cahaya) dari Allah dalam kehidupan di dunia ini, di alam barzakh dan juga pada titian sirat
-dapat membina rumah dan juga istana di dalam syurga. bila kita berhenti berzikir maka berhentilah pembinaannya di syurga
-menjadi pendinding dan perisai dari neraka jahanam
-mendekatkan diri pada Allah untuk membuka pintu masuk segala kebaikan
-menghilangkan perasaan runsing yang bersarang di dalam hati
-membersihkan hati daripada segala jenis kotoran dan juga penyakit
-menjauhkan diri dari segala jenis ketakutan dan kebimbangan
-dapat menghapuskan dosa-dosa serta maksiat kecil
-bila seseorang itu menyertai majlis zikir maka sebenarnya ia telah menyertai majlis yang dihadiri oleh para malaikat
-sentiasa diingati oleh Allah seperti dalam firmanNya, " Ingatlah kamu kepadaKu maka Aku akan mengingatimu."
Jadi marilah kita memperbanyakkan dan selalu berzikir serta mengingati Allah s.w.t
insya-allah banyak hikmah yang akan diperolehi nanti...
wallahua'lam....

-diari islamiah-





Hati kita perlukan imunisasi ataupun perlukan ketahanan untuk melawan gangguan syaitan yang menyasarkan serangannya pada hati manusia. Allah s.w.t. berfirman yang bermaksud: Iaitu orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan “zikrullah�. Ketahuilah dengan “zikrullah� itu, tenang tenteramlah hati manusia. (al-Ra’d: 28).
Hikmah Berzikir
“Dan orang-orang lelaki yang banyak menyebut ( mengingati ) Allah dan orang-orang perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah telah menyediakan untuk mereka keampunan dan ganjaran pahala yang besar.”
( al-Ahzab 35 )

“Sesiapa yang mengucapkan ‘Subahanallah hil’azimi Wabihamdih’ maka akan ditanamkan untuknya sepohon pokok tamar di dalam syurga.”
( H.R Muslim)

• Akan mendapat keredhaan Allah dan memperolehi ketenangan pada hati serta dapat merasakan kelazatan iman di dalam jiwa.
• Akan menimbulkan kejernihan, kemanisan pada hati dan wajah.
• Akan mendapat kasih sayang, kecintaan serta keampunan dari Allah serta dimurahkan rezekinya.
• Akan dapat merasakan betapa besar, agung, hebat dan berkuasanya kerajaan Allah.
• Akan segera mendapat pembelaan dari Allah bila seseorang itu berada di dalam kesusahan dan kedukaan.
• Akan mendapat penghormatan dan doa dari sekalian para malaikat.
• Akan memperolehi pohon tamar di dalam syurga kelak, semakin banyak ia berzikir maka semakin banyaklah pohon -pohon tamar itu untuknya.
• Akan mendapat nur ( cahaya ) dari Allah dalam kehidupan di dunia ini, di alam barzakh dan juga pada titian sirat nanti.
• Dapat membina rumah dan juga istana di dalam syurga. Bila kita berhenti berzikir maka berhentilah pembinaannya di syurga.
• Dapat menjadi pendinding dan juga perisai dari neraka jahannam.
• Dapat mendekatkan diri kepada Allah untuk membuka pintu masuk segala kebaikan.
• Dapat menghalau dan mematahkan gangguan syaitan terhadap dirinya.
• Dapat menghilangkan perasaan runsing yang bersarang di dalam hatinya.
• Dapat membersihkan hatinya daripada segala jenis kotoran dan juga penyakit.
• Dapat menjauhkan dirinya dari segala jenis ketakutan dan kebimbangan.
• Dapat menghapuskan dosa-dosa kecil serta maksiat kecil .
• Dapat melepaskan seseorang yang berzikir itu dari sifat munafik.
• Bila seseorang itu menyertai majlis zikir maka sebenarnya ia telah menyertai majlis yang dihadiri oleh para malaikat.
• Akan sentiasa diingati oleh Allah seperti dalam firman-Nya, “ingatlah kamu kepadaKu maka Aku akan mengingatimu”.

riwayat hadis....
Wahai Tuhan yang membolak-balikkan hati, tetapkan hatiku dalam mentaati-Mu dan tetapkanlah hatiku dalam menurut agama-Mu�. (Musnad Abu Ya’la al-Musiliy, jld:10, no. hadis:4700, hlm:85 dan Ahmad, jld:19, no. hadis.9052 )


Hati merupakan komponen yang kita miliki, dalam masa yang sama kita tidak dapat mengawalnya. Selalu sangat hilang kawalan. Nabi s.a.w. ibaratkan hati sebagai raja dalam tubuh badan kita. Kerana kerjanya mengarahkan kita untuk melakukan sama ada yang baik mahu pun yang jahat.
Cara terbaik dalam merawat hati kita selain dengan zikrullah ialah, memperbanyakkan membaca al-Quran, selawat ke atas Nabi s.a.w., menjauhkan diri dari makanan yang ada unsur syubhat dan menghadiri majlis-majlis ilmu.
Apa yang pasti hati yang penuh dengan perasaan dengki, benci, dendam kesumat, memendam kemarahan akan menjadi penyebab kepada terhalangnya rahmat dan kasih sayang Allah s.w.t. Firman Allah yang bermaksud:
Kecuali (harta benda dan anak-pinak) orang-orang yang datang mengadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera (dari syirik dan penyakit munafik). (al-Syua’raa: 89).
Hati yang rosak dan berpenyakit tidak boleh dibawa menghadap Allah s.w.t.




Ditulis oleh Dewan Asatidz   
Puncak dzikir adalah ketika kita telah mampu menanggalkan atribut-atribut artificial yang kita sandang. Yakni kita benar-benar telah bebas dari keinginan-keinginan pribadi. Semua tindakan kita didasarkan pada prinsip lillahi ta’ala (hanya karena Allah ). Pada stadium inilah keikhlasan dan ihsan itu berada. Pada saat itu kita akan menemukan kesadaran akan nilai-nilai ilahiyah dan kemanusiaannya. Seperti memiliki kelembutan hati, kehalusan budi pekerti (akhlak), keadilan, keberanian, kasih sayang, kejujuran, amanah, kedermawanan, keikhlasan, dan keta’atan untuk mencapai ridho Allah SWT. Kemudian hidup ini akan senantiasa sibuk memperbaiki diri dan dibarengi dengan amal shaleh. Itulah derajat taqwa yang ingin kita raih bersama. Sebagai seorang muslim, kita selalu dituntut untuk berdzikir atau untuk selalu mengingat Allah SWT dalam kondisi apapun. Baik dalam keadaan berdiri maupun duduk maupun berbaring, baik dalam keadaan senang maupun susah. Karena dengan mengingat Allah SWT hati kita akan menjadi tenang. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT yang berbunyi: Yang artinya: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah! Hanya dengan mengingat Allah –lah hati menjadi tentram. (QS. Ar-Ra’d: 28) Dalam ayat ini seakan-akan Allah SWT mengatakan kepada kita: ketahuilah! Hanya dengan berdzikir kepada Allah , maka pasti hatimu akan tenang. Karena yang mengatakan ini adalah Allah SWT, berarti ini aksioma langit (ketentuan mutlak) yang tidak dapat ditawarkan lagi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: Artinya: perumpamaan orang yang berdzikir dengan orang yang tidak berdzikir adalah seperti orang yang hidup dan orang yang mati. (HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari). Demikian pentingnya kita untuk selalu mengingat Allah SWT, sampai-sampai Allah SWT mengumpamakan orang yang tidak berdzikir seperti orang mati. Na’udzubillahi min dzalika. Dzikir bukan hanya sebuah tutur kata diatas mimbar, bukan juga sekedar komat kamit sebagai gerak mulut saja, bukan sekedar duduk di masjid ataupun duduk di tengah malam sambil melafazkan kalimat-kalimat tertentu dengan menggunakan butiran-butiran tasbih. Namun lebih dari itu, dzikir merupakan pengalaman ruhani yang dapat dinikmati oleh pelakunya. Inilah yang dimaksudkan oleh Allah SWT sebagai penentram hati. Pada hakekatnya dzikir dapat dijadikan empat macam. Pertama: Dzikir Qolbiyah, dzikir ini adalah merasakan kehadiran Allah, dalam melakukan apa saja ia meyakini akan kehadiran Allah SWT bersamanya sehingga hatinya selalu tenang tanpa ada rasa takut sedikit pun. Allah SWT maha melihat, maha mendengar, lagi maha mengetahui. Tidak ada yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya, seberat atom pun yang di langit maupun di bumi. (QS. Saba’: 3). Dzikir qalbiyah ini lazim disebut ihsan. Rasulullah SAW bersabda tentang arti ihsan, yaitu: Artinya: (Ihsan adalah) engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya. Sekalipun engkau tidak melihat-Nya tapi sesungguhnya Dia melihatmu. (Hadits Muttafaqun ‘alaih). Dengan dzikir qalbiyah kita memfungsikan mata hati kita dan menyadari bahwa Allah SWT selalu melihat dan mengawasi kita. Jika kita sudah mencapai pada kesadaran ini, maka akan menimbulkan dampak yang besar. Pertama: hati akan selalu bersih. Kedua: apapun yang kita kerjakakan akan menjadi ibadah dan ketiga: kita akan memperoleh nilai dalam hidup ini, yakni keridhoan Allah SWT, karena apapun yang kita kerjakan kalau bukan karena Allah SWT, maka mestilah sia-sia atau bahkan bisa disebut rugi. Dzikir yang kedua: Dzikir Aqliyah, adalah kemampuan menangkap bahasa Allah SWT dibalik setiap gerak alam semesta ini. Menyadari bahwa semua gerakan alam, Allah lah yang menjadi sumber gerak dan yang menggerakkannya. Alam semesta ini adalah sekolah dan tempat belajar kita. Segala ciptaan-Nya dengan segala proses kejadiannya, adalah proses pembelajaran kita. Segala ciptaan-Nya yang berupa batu, sungai, gunung, udara, pohon, manusia, hewan dan sebagainya merupakan pena Allah SWT yang mengandung qalam-Nya (sunnatullah) yang wajib kita baca. Kalau kita jeli memahami Al-Quran, sesungguhnya kita hidup di bumi nan luas ini, yang pertama kali di perintahkan adalah membaca (Iqra). Yang wajib kita baca ada dua wujud, yakni alam semesta (ayat kauniyah) termasuk di dalamnya diri kita (manusia) dan Al-Quran (ayat Qauliyah). Dengan kesadaran dan cara berfikir ini, maka setiap kita melihat suatu benda (ciptaan-Nya) pada saat yang sama kita akan melihat keagungan, kebesaran dankekuasaa Allah SWT, inilah yang merupakan puncak dan hasil dari dzikir aqliyah. Dzikir yang ketiga: Dzikir lisan, ini adalah buah dari dzikir hati dan akal. Setelah melakukan dzikir hati dan akal, barulah lisan berfungsi untuk senantiasa berdzikir, selanjutnya lisan berdo’a dan berkata-kata dengan benar, jujur, baik dan bermanfaat. Orang yang merasa hatinya hadir di hadapan Allah SWT dan sadar bahwa dirinya selalu berada dalam pengawasan-Nya disebut muraqabah. Dengan muraqabah akan mendorong seorang muslim untuk melakukan muhasabah atau evaluasi diri. Dengan melakukan muraqabah dan muhasabah, kita akan menemukan hikmah. Inilah yang merupakan tujuan akhir dari dzikir lisan, yaitu menemukan hikmah dibalik semua ciptaan Allah SWT setelah merasakan kehadiran-Nya dan befikir tentang semua ciptaan-Nya. Kalau kita tidak melakukan dzikir lisan, maka hati dan pikiran kita akan tumpul dan mudah di bisiki oleh bisikan-bisikan syetan yang akan merenggut ketenangan hati. Ma’ayiral muslimin, sidang shalat jum’at yang berbahagia! Dzikir yang keempat: Dzikir amaliyah, sebenarnya cita-cita kita semua adalah dzikir amaliyah, dan ini sebenarnya goal atau tujuan yang kita inginkan dari dzikir. Setelah hati kita berzikir, akal kita berzikir, lisan kita berdzikir, maka akan lahirlah jiwa-jiwa serta pribadi-pribadi yang suci, pribadi-pribadi yang berakhlaq mulia, baik secara lahir maupun bathin. Dari pribadi-pribadi tersebut akan lahirlah amal-amal shaleh yang diridhoi oleh Allah SWT, sehingga terbentuk sebuah masyarakat yang takut serta bertaqwa kepada Allah SWT. Kalau sudah demikian maka akan dibukakan oleh Allah SWT pintu-pintu berkah dari langit maupun dari bumi. Sebagaimana firman Allah SWT: Artinya: Jikalau sekiranya penduduk di negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat dan hukum-hukum kami) itu, maka kami siksa (adzab) mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raaf: 96) Demikianlah janji Allah kepada kaum yang beriman dan bertaqwa kepada-Nya. Dengan meningkatkan dzikir kita kepada Allah SWT, insya Allah akan dapat kita raih predikat taqwa yang pada akhirnya akan melahirkan pribadi-pribadi yang bertaqwa kepada Allah SWT. Puncak dzikir adalah ketika kita telah mampu menanggalkan atribut-atribut artificial yang kita sandang. Yakni kita benar-benar telah bebas dari keinginan-keinginan pribadi. Semua tindakan kita didasarkan pada prinsip lillahi ta’ala (hanya karena Allah ). Pada stadium inilah keikhlasan dan ihsan itu berada. Pada saat itu kita akan menemukan kesadaran akan nilai-nilai ilahiyah dan kemanusiaannya. Seperti memiliki kelembutan hati, kehalusan budi pekerti (akhlak), keadilan, keberanian, kasih sayang, kejujuran, amanah, kedermawanan, keikhlasan, dan keta’atan untuk mencapai ridho Allah SWT. Kemudian hidup ini akan senantiasa sibuk memperbaiki diri dan dibarengi dengan amal shaleh. Itulah derajat taqwa yang ingin kita raih bersama. Wallahu a'lam bissowab




Bismillahirrahmanirrahim..


Malam jumaat lepas, saya sempat menonton forum perdana ehwal islam.walaupun bukan dari awal. He.Dah round yang nak ke akhir2 da. Teringat wktu dulu waktu kecik2 macam tertunggu2 pula malam jumaat sebab nak tengok rancangan tu.waktu tu zaman dr masyitah tak masuk parlimen ag,zaman ustz ridhuan tee,ust badrul amin,ust Ibrahim tuan man,ust noh gadot dan seangkatan dengannya. Bukan rancangan itu sebenrnya yang sy nak kongsikan.hu.tp input tajuk malam tu. Tajuknye pasal zikrullah..

Sy tak ingat exactly semua yg sy dengar tp secara keseluruhannya ada beberapa kesimpulan.
~ Zikrullah merupakan terapi rohani. Sangat menenagkan. Lazimilah mengingati Allah dalam semua keadaan. Bukan setakat bismillah sewaktu suap makanan tetapi juga Alhamdulillah di waktu basuh tangan.Tidak setakat bertaawwuz sebelum melangkah ke bilik air tapi juga memanjatkan hamdallah seusai urusan kerna menghilangkan penyakit dan sebagainya.

~ melatih diri untuk berzikrullah. Kata seorang panel, apa sahaja yang terkandung kalimah ALLAH. Subhanallah Alhamdulillah allahuakbar sebagai contoh even Allah sahaja pun dikira zikrullah.Beliau menambah moga2 saat melihat sesuatu yang indah perkataan yang pertama keluar bukan lah..”fuyoo..cantik seyh..” atau “waa..cantek siot” dan sebagainya..tetapi subhanallah indahNya ciptaan Allah.tak terucap di mulut mungkin ada maafnya tapi tak terungkap di hati sangat banyak pincangnya di hati kita sebagai muslim dan inshaAllah mukmin..


Kadang2 ada pendapat “ala..de tu nampak je camtu hati de baek..”. Mengolah ceramah seorang ustaz mengenai pendapat sebegini, hati memang milik Allah untuk dihakimi dan diuji tapi zahirnya hati ni kalau pincang akan terjemahkan perilaku yang songsang.Bukankah ia raja pada jasad. Baik seketul itu baik lah seluruh jasad dan sebaliknya. Kayu yang bengkok takkan hasilkan bayang2 yang lurus.Maka di sini lah peranan zikrullah. Menjaga hati dari mati dan dimatikan yang seterusnya hilang rasa sedih saat ketinggalan untuk berbuat kebaikan dan tiada kesal saat berbuat kemungkaran dan dosa. Bahaya bukan? Zikrullah akan membuat hati tertaut dengan amal kebaikan lantaran melaziminya akan membuahkan rasa rindu pada Pencipta. Terus tangan tidak berat menghulur sedeqah kaki ringan ke masjid dan hati bergetar langsung mendengar peringatan dari ayat-ayat cintaNYA. Nyata itulah kepentingan zikrullah..ketahuilah dengan mengingati Allah hati-hati akan menjadi tenang.. 
Menyeru diri sendiri dan kawan2, mari kita lazimi yang satu ini! Janji Allah itu pasti~ 
“..Allah, aku berlindung dari kata yang tidak ku kota..” 

"ketika saya ditimpa masalah..saya mengucapkan Subhanallah Alhamdulillah allahuakbar sebanyak yg mungkin..tetapi hati stenang juga.."knapa berlaku...
sebenarnya kita kene paham Zikullah bukan sekadar atau menuturkan kalimah..beza berzikir dengan membaca..



saya ada terbaca...zikir yang berkesan melibatkan 3 dimensi-dimensi lidah(qauli), hati (qalbi), dan perlakuan (fikli)

sebagai contoh..kita ucap subhanallah-ertinya maha suci Allah..namun pada masa yg sama kita hendaklah merasakan Allah itu maha suci pada zat, sifat dan af'al. segala ilmu yg kita miliki tntg kesucian Allah hendakah dirasai bukan diketahui
sekiranya ketiga-tiga dimensi zikrullah dapat dilakukan. maka kesannya sangat mendalam kpda hati. sekurang-kurang hati akan merasakan empat perkara
1-rasa kehambaan
2-rasa bertuhan
3-memahami maksud takdir
4-mendapat hikmah di sebalik ujian

No comments:

Post a Comment